Selamat Datang Di Blog MAMBORO

Semoga blog ini bermanfaat Buat kita semua

Kamis, 06 Januari 2011

KERAJIN GERABAH (periuk) DI MAMBORU

KERAJIN GERABAH DI MAMBORU

Gerabah adalah perkakas rumah tangga yang terbuat dari tanah liat (tana rara) yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat- alat yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.biasanya berbentuk wadah. Untuk memenuhi kebutuhannya maka gerabah ini dibuat dalam berbagai macam misal , kendi, tempayan, periuk untuk menanak nasi dan lain-lain
Gerabah telah dikenal di nusantara sejak zaman prasejarah. Gerabah ini digunakan sebagai alat rumah tangga. Pada gerabah yang digunakan untuk kepentingan rumah tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, sedangkan gerabah-gerabah untuk kepentingan lain tentunya memerlukan motif yang lebih baik, Untuk membuat gerabah tentunya memerlukan bahan-bahan yang bisa digunakan. Alat dan bahan yang dapat digunakan untuk membuat gerabah adalah berbagai jenis yang tersedia di alam seperti tanah liat, kayu,pasir ,batu.
Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan manusia dalam menciptakan teknologi . Hal ini dikarenakan fungsi gerabah di antaranya sebagai tempat menyimpan makanan,mengolah makanan. Dalam perkembangan berikutnya gerabah tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan, tetapi beraneka ragam, bahkan menjadi salah satu barang yang memiliki nilai tinggi,di beberapa tempat di Indonesia kerajinan gerabah bisa menghasilkan Pot bunga,asbak,patung dan lain,bukan saja di beli oleh orang Indonesia,tetapi di export keluar negri
Mengapa masyarakat mamboru hingga kini masih menggeluti kerajinan ini,karena di mamboru dan beberapa daerah di pelosok sumba masih memakai perkakas dari gerabah untuk kebutuhan rumah tangga untuk menanak nasi,sayur,wadah pengganti ember untuk mengambil air minum dari sumber air terdekat,untuk tempayan.selain itu harga pembuatan nya murah dan bahan dasarnya ada di alam sekitar.
A. Bahan Baku Dan Alat-Alat Yang Dipergunakan
1. Bahan Baku
Sejenis tanah liat yang oleh masyarakat mamboru disebut tanarara, pasir halus(passalai). Tanah liat digali di lahan sekitar desa, pasir diambil disungai yang letaknya tidak jauh dari desa .
Tanah liat dijemur dalam waktu 2 hari, kemudian direndam selama satu malam . Setelah itu dicampur dengan pasir halus. Tanah yang sudah bercampur pasir dipindahkan diatas tikar. Selanjutnya pasir dicampur dengan tanah liat
2. Alat-Alat Yang Dipergunakan
Alat-alat yang dipergunakan sangat sederhana. Pada umunya alat-alat itu, buatan para pengrajin sendiri, atau benda-benda yang diambil disekitar lingkungannya.
Jenis-jenis peralatan yang dipergunakan oleh para pengrajin gerabah. Terdiri dari :
a. Belanga.
Dipergunakan sebagai tempat air untuk membasahi sobekan kain (karewi) atau kadang-kadang tempat membasahi jari-jari yang dipergunakan dalam membentuk wadah.
b. kayu tipis seperti sendok kayu :Untuk memukul atau menepuk gerabah agar menjadi padat .
c. Batu (watu) :Fungsinya untuk landasan penutupan dinding gerabah dari dalam.
d. cetakan :Berfungsi sebagai pola gerabah yang akan dibuat.
e. Kain (karewi) :Kain pembasah terbuat dari sobekan kain. Dipergunakan untuk membasahi tepi gerabah. Cara pemakaiannya, sobekan kain dicelupkan ke dalam air dan dioles pada dinding gerabah yang sedang dibentuk agar bahan yang ditambahkan menyatu dengan dinding gerabah.
f. Pisau(kasiddi) :Berfungsi sebagai pisau potong untuk mengiris benjolan-benjolan pada permukaan gerabah agar menjadi rata.

B. Jenis Dan Fungsi Gerabah, kaseri (Periuk)
memiliki bentuk yang beragam disesuaikan dengan fungsinya. Jenis kaseri :
a. kaseri usu (Periuk Nasi)
Yaitu periuk khusus untuk memasak nasi. Tidak boleh dipergunakan untuk memasak jenis makanan lain. Ukurannya tergantung dari jumlah anggota keluarga. Kalau anggota keluarga dalam satu rumah tangga jumlah banyak, maka ukuran nya pun besar.
b. kasseri rowi (Periuk Sayur)
Periuk khusus untuk memasak sayur,daging dan ikan.
d. tempayan
Periuk khusus untuk menyimpan air dalam jumlah banyak,periuk jenis ini paling besar diantara periuk yang lain nya
e. kasseri we
Yaitu periuk yang dipergunakan oleh kaum wanita untuk mengambil air minum di sumber air terdekat. Periuk berisi air itu diusung atau dijunjung diatas kepala.
6. wadah lain nya
Tempat atau wadah untuk menyimpan cadangan beras kebutuhan sehari-h
Detail Pembuatan Kaseri :
Mula-mula kita menyiapkan tanah liat atau tanah merahseperlunya dan pasir dari kali,setelah di campur dengan air sedikit kental, tempelkan campuran tadi pada cetakan ,kemudian tanah liat tadi di pukul sehingga padat setelah terlihat pola,lepaskan dari cetakan, kita menggunakan batu dengan tangan kanan dan kayu pipih di sebelah kiri,mulailah memukul mengitari pola yang ada,bentuk pertama kita namakan perut,kemudian lehernya di buat terpisah. sama seperti cara kerja yang pertama,setelah selesai membuat leher keduanya disatukan.tahap selanjut nya periuk di simpan di bawah pohon agar tidak tidak terkena sinar matahari langsung(di angin-anginkan)agar kering,dalam sehari bisa di buat 2-3 periuk,setelah terkumpul banyak periuk tersebut tidak langsung digunakan melainkan dibakar caranya adalah,periuk di susun bertumpuk dengan leher menghadap ke bawah,jerami padi di tumpukkan sedemikian rupa di atas periuk kemudian di bakar.demikian cara pembuatan periuk.
MAMBORU DAHULU SEKARANG DAN HARI ESOK

Di jaman yang berubah sangat cepat ini, kita harus cepat belajar  karena laju perkembangan theknologi tidak bisa kita tahan,menghadapi situasi seperti  ini kita tidak bisa diam dan berpangku tangan saja,sebagai generasi muda sudah menjadi tanggung jawab kami untuk  berbuat sesuatu yang berguna buat daerah tempat dimana kami berasal.
    Hari ini informasi bergulir begitu cepat,karena theknologi informasi sudah menyebar ke seluruh dunia lewat internet  siapa saja dimana saja dapat mengakses informasi,berbagai informasi di sajikan,tentang kesehatan,pertanian,agama,dan lain-lain.
    Menyadari hal tersebut diatas kami mencoba membuat blog khusus Mamboru,dengan blog ini kami mencoba menggali kekayaan alam mamboru,menceritakan keadaan mamboru,budaya dan adat istiadat.memaparkan kearifan lokal sangat berguna sebagai filter dari pengaruh langsung atau dari luar yang bisa saja merusak budaya lokal. sebagai masyarakat yang berbudaya dan hidup berdampingan dengan ratusan etnis di nusantara ini,kita perlu menghargai  budaya kita masing-masing,karena itulah identitas kita.
    Mamboru mempunyai potensi kekayaan alam ,adat istiadat yang unik ,saat ini belum di kelola dengan maksimal,sebelum kita melangkah lebih jauh dan tidak terjadi kekeliruan dimasa yang akan datang,media ini kiranya menjadi ruang untuk berkaca, jendela yang membuka cakrawala berpikir kita,menjadi muara pemersatu ide yang berbeda agar menjadikan mamboru lebih baik di hari depan.
    Informasi yang kami sajikan ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan karena itu kami berharap banyak kepada para pembaca untuk memberikan sumbangan saran dan kritik.kami juga mengharapkan sumbangan berupa tulisan dan photo yang berkaitan dengan mamboru.
    Akhir kata kiranya blog ini bermanfaat untuk kita semua,terimakasih.

Rabu, 15 Desember 2010

Kabupaten Sumba Tengah

Kabupaten  Sumba Tengah merupakan salah satu dari 21 Kabupaten yang ada di dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibukota kabupaten yaitu Waibakul.
GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Pulau Sumba terletak di barat  daya Propinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya berjarak sekitar 96 km di sebelah selatan Pulau Flores, 295 km di sebelah barat daya Pulau Timor dan 1.125 km di sebelah barat laut Darwin Australia. Pulau ini berada pada busur luar kepulauan Nusa Tenggara, dan pada busur tersebut Pulau Sumba terletak antara Pulau Sumbawa dan Pulau Timor.  Secara astronomis Kabupaten Sumba Tengah membentang antara  119°24’56,26” – 120° 50″55,29” BT dan 9°20’38,31” LS – 9°50’38,86” LS. Luas Kabupaten Sumba Tengah adalah 1.869,18 km2.
Batas wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah :
1.  Sebelah Utara    :           Selat Sumba
2.  Sebelah Selatan :           Samudera Indonesia
3.  Sebelah Barat    :           Kabupaten Sumba Barat
4.  Sebelah Timur   :           Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Tengah terbagi atas 5 kecamatan dan 43 desa. 5 kecamatan di Kabupaten Sumba Tengah yaitu :
1. Kecamatan Mamboro dengan ibukota Mananga.
2. Kecamatan Katikutana dengan ibukota Waibakul.
3. Kecamatan Umbu Ratu Nggay Barat dengan ibukota Rita.
4. Kecamatan Umbu Ratu Nggay  dengan ibukota Lendi Wacu.
5. Kecamatan Katikutana Selatan.
TOPOGRAFI
Wilayah ini memiliki keunikan meskipun diliputi oleh kegersangan dengan curah hujan yang kurang, akan tetapi memiliki sungai-sungai maupun sumber-sumber mata air yang cukup. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Sumba Tengah adalah Bewi dan Pamalar. Dilihat dari aspek rona fisik tanah, wilayah dengan kemiringan lebih kecil dari 400 meliputi 38% sedangkan wilayah >400 meliputi 62%. Wilayah dengan ketinggian kurang dari atau sama dengan 500m dari permukaan laut yakni seluas 49 % dan lebih besar dari 500m sebesar 51% dari seluruh luas wilayah di Kabupaten Sumba Tengah.
IKLIM
Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Kabupaten Sumba Tengah dan Propinsi Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Walaupun demikian, mengingat Sumba Tengah dan umumnya NTT dekat dengan Australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik sampai di wilayah sudah berkurang yang mengakibatkan hari hujan di Sumba Tengah lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang lebih dekat dengan Asia. Hal ini menjadikan Sumba Tengah sebagai wilayah yang tergolong kering di mana hanya 4 bulan (Januari sampai dengan Maret dan Desember) yang keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering (Sumba Tengah Dalam Angka,2007).